Perseteruan kian memanas antara Amerika Serikat dengan Iran , Amerika Serikat melancarkan serangan udara terhadap tiga fasilitas Nuklir Iran Pada hari Minggu tangga 22 Juni.
Israel menyatakan bahwa mereka telah berkoordinasi dengan Amerika Serikat dalam merencanakan serangan terhadap negara Iran.
Di sisi lain, Petinggi Iran mengatakan bahwa fasilitas mereka di serang, namun petinggi Iran membantah bahwa Fasilitas mengalami kerusakan besar.
Berikut adalah beberapa fakta terkait serangan Amerika Serikat terhadap Iran : 1. Target Serangan
Salah satu serangan Amerika Serikat adalah Fordow, dimana tempat tersebut adalah fasilitas uranium yang tersembunyi di lereng gunung terpencil yang ada di negara Iran.
2. Jenis Bom dan Pesawat yang digunakan untuk penyerangan
Dikarenakan Lokasi untuk penyerangan sangatlah dalam dan berada di bawah tanah, hanya Amerika Serikat yang memiliki jenis bom penghancur tempat tersebut yang cukup kuat untuk menyerang lokasi tersebut.Bom yang digunakan adalah bom jenis GBU-57 Massive Ordnance Penetrator.
Bom ini memiliki berat sekitar 12.000 kg dan mampu menembus sekitar 18 meter beton atau 70 meter tanah sebelum meledak. Meski begitu ini adalah satu satu nya jenis bom yang bisa dipertimbangkan untuk menyerang target. Untuk pesawat yang digunakan dalam penyerangan ini adalah Pesawat B-2 punya Amerika Serikat.
3. Dampak serangan bom AS
Belum ada informasi resmi mengenai dampak dari serangan bom dari AS terhadap fasilitas Nuklir milik Iran, baik itu mulai dari kerusakan atau dari korban jiwa.
Wakil Direktur Politik media pemerintah Iran, Hassan Abedini, mengatakan bahwa ketiga fasilitas nuklir tersebut telah dievakuasi sebelumnya. Dalam siaran TV pemerintah, ia menyebut bahwa Iran tidak mengalami kerugian besar karena material sensitif telah dikeluarkan sebelumnya.4. Tanggapan Iran mengenai serangan Bom
Kementerian Luar Negeri Iran mengeluarkan pernyataan yang mengecam serangan terbaru AS terhadap fasilitas nuklir mereka.
Kementerian menyebut serangan itu sebagai pelanggaran serius dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap hukum internasional, serta menegaskan bahwa Iran berhak membela diri dari agresi tersebut.
Sebagai anggota pendiri PBB, Iran juga menyerukan kepada organisasi tersebut dan seluruh negara anggotanya untuk menjalankan tanggung jawab dalam menghadapi tindakan sepihak AS yang terang-terangan melanggar hukum.
5. Awal mula konflik Amerika Serikat dengan Iran
Konflik memuncak setelah Israel melancarkan serangan mendadak terhadap puluhan target nuklir dan militer Iran pada 13 Juni 2025. Israel menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk membongkar program nuklir Iran, yang menurut Perdana Menteri
Benjamin Netanyahu, akan segera mampu menghasilkan bom nuklir.
Disisi lain Iran bersikeras mengatakan bahwa ambisi nuklirnya sepenuhnya hanya untuk bersifat damai untuk ilmu pengetahuan. Sebagai balasan, Iran meluncurkan ratusan roket dan drone ke wilayah Israel.
Sejak saat itu, kedua negara terus saling menyerang dalam perang udara yang telah berlangsung lebih dari seminggu. Presiden AS Donald Trump sejak lama menentang kepemilikan senjata nuklir oleh Iran.
Pada bulan Maret lalu, Direktur Intelijen Nasional AS, Tulsi Gabbard, menyatakan bahwa meskipun Iran telah meningkatkan stok uraniumnya ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, negara tersebut belum membangun senjata nuklir.
Sebelum serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, Trump sempat menyatakan bahwa Iran memiliki waktu dua minggu untuk melakukan negosiasi substansial, namun ternyata waktu itu jauh lebih singkat.
Komentar
Posting Komentar